Powered By Blogger

Minggu, 02 Desember 2012

Andaikan kita lebih peduli...


Fakultas Ilmu Pendidikan, adalah fakultas tertua yang ada di Universitas Negeri Surabaya. Di Fakultas ini terdiri atas empat gedung besar untuk kegiatan perkuliahan, kantin, musholla dan perpustakaan. Di tengah tengah fakultas ini terdapat sebuah taman yang hijau, dan terdapat kolam dengan patung Ki Hajar Dewantara yang berdiri kokoh di tengahnya. Sekilas, tidak ada yang salah dengan taman FIP, tapi jika cermati, akan banyak pertanyaan dalam benak kita tentang kampus kita tercinta ini. Salah satunya adalah, “Mengapa masih banyak sampah yang tidak dibuang pada tempatnya?”
Di sebelah dan depan gedung O3 misalnya, taman ini nyaman dipakai diskusi, tapi menjadi kurang nyaman ketika melihat sampah-sampah kecil yang ada di bawah kita. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kesadaran pribadi setiap mahasiswa yang duduk di sekitar gedung O3. Kemungkinan yang lain adalah minimnya tempat sampah yang ada disekitar gedung O3.
Di gazebo depan O3, hanya ada satu tempat sampah yang sudah waktunya diganti. Tempat sampah ini sedikit kotor dan rusak. Tidak seperti taman di depan gedung lain yang tersedia tempat sampah besar dan baru. Tidak ada wadah plastik besar berbentuk tong atau sebagainya di samping kiri O3. Hal ini dapat menurunkan kepedulian civitas akademik yang lain untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan. Maka dari itu, hendaknya kampus lebih memfasilitasi hal hal kecil seperti ini. Dengan memperhatikan tempat-tempat strategis buat “nongkrong” agar  diberi tempat sampah. Selain itu seluruh civitas akademik juga harus turut menjaga kebersihan. Sehingga taman FIP akan terlihat lebih indah dan tentunya nyaman digunakan. (rasti)

PI FIP bangkit dengan pelatihan jurnalistik


Sabtu (2/12) Pusat Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan (PI-FIP) mengadakan sebuah pelatihan jurnalistik yang bertempat di Ruang sidang lantai 2 gedung O1 fakultas ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Pelatihan ini diadakan dengan tujuan agar anggota PI-FIP semakin kritis dan dapat menulis karya yang baik. Pelatihan yang dimulai sekitar pukul 10.00 Wib ini dihadiri 19 orang baik itu dari anggota lama maupun anggota baru PI-FIP. Selain itu, pelatihan ini juga dihadiri beberapa dosen yang menjadi anggota redaksi PIF dan beberapa narasumber untuk mengisi materi jurnalistik.
 Dibuka oleh Drs Heru Siswanto M.Si, pelatihan ini berjalan cukup tertib. Materi pertama diberikan oleh Henri Nur Cahyo, seorang penulis buku sekaligus wartawan freeline yang menjelaskan tentang artikel dan features (paparan, red.). Beliau menjelaskan perbedaan antara artikel, berita dan features, lalu menjelaskan bagaimana menulis judul dan awalan berita (lead) yang baik. Setelah 2 jam materi di berikan, peserta diberi waktu 1 jam untuk ishoma (istirahat,sholat, dan makan).
Selanjutnya materi tentang dasar-dasar jurnalistik dan teknik menulis berita disampaikan oleh Yuswanto S.Pd seorang wartawan sekaligus tenaga pendidik di Sekolah menengah akhir. Materi yang disampaikan cukup singkat dan jelas tapi mudah dipahami oleh peserta pelatihan. Setelah materi kedua ini, Minggu (2/12) materi ketiga yaitu materi fotografi jurnalistik disampaikan oleh Prayugi Waluyo, kepala biro koran Metro Jatim. Prayugi memaparkan tentang jenis-jenis foto, bagian-bagian kamera DSLR, dan teknik-teknik bagaimana mengambil foto yang baik terutama untuk foto jurnalistik yang bisa disebut foto dokumenter suatu peristiwa.
Pelatihan ini berakhir sekitar pukul 15.00 WIB, ditutup kembali oleh Drs Heru Siswanto, M.Si. “Saya berharap, jika kita terbiasa menulis, hal ini akan memudahkan anda untuk menghadapi skripsi ataupun jurnal ilmiah” tuturnya. Selain itu pimpinan redaksi balewarta (majalah keluaran PI-FIP, red.) ini juga berharap PI-FIP bangkit dan berkarya lebih baik lagi. (rasti)